MuchammadNuch Naufal Agung , Wonoayu, Kabupaten Sidoarjo - Jawa Timur MA MADRASATUL QUR'AN 111. Mughni Labib Ahmad , Tanjungkerta, Kabupaten Sumedang - Jawa Barat Pondok Pesantren Al-Hikamussalafiyyah 112. Muh. Agym Abduh , Bungoro, Kabupaten Pangkajene Kepulauan, Sulsel Pondok Pesantren DDI Mangkoso 113. Muh. – Pondok Pesantren Madrasatul Qur’an MQ merupakan salah satu pesantren yang terletak di daerah Tebuireng, Jombang. Pesantren ini berdiri pada tanggal 27 Syawal 1319 H atau bertepatan pada 15 Desember 1971. Didirakannya pesantren ini merupakan perwujudan cita-cita luhur dari KH. Hasyim Asy’ari dan KH. Wahid Hasyim. Pengasuh pertama PPMQ bernama KH. Yusuf Masyhar atau yang kerap disapa Kiai Yusuf. Ia lahir di Tuban, sebuah kabupaten yang berada di bagian pesisir Jawa Timur pada 1925. Menurut cerita yang beredar, kiai Yusuf sudah hafal Al-Qur’an saat usianya masih 14 tahun. Setelah menyelesaikan tahfidznya, kiai Yusuf melanjutkan pendidikannya ke pesantren Tebuireng pada tahun 1940. Selain di Tebuireng, kiai Yusuf juga belajar di pesantren Rejoso, Peterongan di bawah bimbingan Kiai Dahlan. Saat mondok di Tebuireng, kiai Yusuf berguru langsung kepada Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy’ari. Karena bacaan Al-Qur’annya yang baik, kiai Yusuf diberi amanah oleh Kiai Hasyim untuk mendirikan unit tahfidz di pesantren Tebuireng. Unit tahfidz ini bertempat di rumah KH. Wahid Hasyim & Bu Nyai Sholihah yang diwakafkan untuk santri yang menghafal Al-Qur’an. Pada tahun 1928, kiai Hasyim mendatangkan seorang guru tahfidz bernama Syaikh Abdul Hamid Wardad yang merupakan kawannya saat di Mekah. Sepeninggal Syaikh Hamid pada tahun 1932, pembelajaran ilmu Al-Qur’an di Tebuireng tetap berjalan hingga 1936. Pembelajaran ini merupakan inisiatif dari KH. Wahid Hasyim dan Kiai Ilyas untuk mendirikan Madrasah Nidzomiyyah. Madrasah ini diatur dengan kurikulum campuran, perpaduan antara salaf, bahasa asing non-Arab, dan ilmu Al-Qur’an. Dok. Foto KH. Yusuf Masyhar, pendiri Pondok Pesantren Madrasatul Qur’an Tebuireng. Karena kekaguman hadratussyaikh kepada kiai Yusuf muda yang memiliki wawasan luas dalam ilmu Al-Qur’an, ia lantas menikahkan kiai yusuf dengan cucunya yang bernama Ruqoyyah Baidlowi saat usianya berusia 21 tahun. Selepas wafatnya kiai Hasyim pada 25 Juli 1947, kiai Yusuf tetap melanjutkan perjuangannya dalam mengajar Al-Qur’an di pesantren Tebuireng. Oleh karena itu, kiai Yusuf dan istrinya memutuskan untuk bermukim di Jombang, tepatnya berada di dekat masjid agung. Baca Juga Sejarah Pondok Pesantren Hamalatul Qur’an Jogoroto, Jombang Di samping kesibukannya dalam mengajarkan Al-Qur’an, kiai Yusuf juga dikenal sebagai seoramg yang giat dalam bekerja. “Walaupun menjadi kiai, beliau masih giat dalam bekerja dan tidak menyurutkan semangatnya sedikitpun untuk mengabdi kepada Al-Qur’an,” ungkap Masrukhin, selaku dewan pengajar di PPMQ, Rabu, 02/03/2022. Awal mula berdirinya PPMQ, sebenarnya juga dimulai pada September 1971 M/ Rajab 1991 H. Pada waktu itu, kiai Yusuf bersama kakak iparnya KH. Hamid Baidlowi berkonsultasi kepada pengasuh pesantren Tebuireng KH. Yusuf Hasyim untuk membuat pesantren unit di Tebuireng yang khusus untuk mempelajari ilmu Al-Qur’an. Untuk merealisasikan tujuan tersebut, para kiai Tebuireng dan sekitarnya berkumpul pada 27 Syawal 1391 atau 15 Desember 197 untuk membahas rencana itu. Kiai-kiai tersebut adalah M. Yusuf Hasyim 1929-2007 2. Kiai Idris Kamali 1887-1987 3. Kiai Adlan Ali 1900-1990 4. Kiai A. Shobari 1900-1981 5. Kiai Syansuri Badawi w. 2002 6. Kiai Manshur Anwar 1907-1983 7. Kiai Mahfudz Anwar 1912-1999 8. Kiai Ya’qub Bulurejo w. 1976 9. Kiai Kholil Sukopuro Dari perkumpulan ini memutuskan kiai Yusuf Masyhar sebagai pemegang kendali sekaligus pengasuh unit tahfidz ini. Nama unit ini kemudian berubah dari Madrasah Huffadz 1977 dan menjadi Madrasatul Qur an 1982 yang hingga kini masih dikenal sebagai pesantren tahfidz terbesar di Jombang. Pewarta Dimas Maulana Editor M. Maksum Ali
Perhatian Kiai Hasyim dengan pendidikan menurut Mudir Pesantren Madrasatul Qur'an Tebuireng KH Musta'in Syafi'i memang sudah menjadi karakter dari Kiai Hasyim Asy'ari. "Hadratus Syekh KH Hasyim Asy'ari sangat memperhatikan keilmuan, pendidikan, dan sangat memerhatikan kepada lingkungan sekitar," katanya saat mengisi refleksi 74 tahun

KeberadaanMQ tidak lepas dari Pesantren Tebuireng. Pendiri pesantren Tebuireng KH Hasyim Asyari sangat menyukai lembaga pendidikan Alquran. Dia juga sangat menyukai santri yang hafal Quran. ''Sekitar tahun 1923, di Tebuireng bahkan telah ada santri yang bergiliran menjadi imam salat tarawih sepanjang bulan Ramadan dengan bacaan Alquran sampai

PondokPesantren Madrasatul Qur‟an Tebuireng mempunyai luas tanah sekitar 228.000 m2 atau 4 ha. Sedangkan secara geografis letak Pondok Pesantren Madrasatul Qur‟an Tebuireng ini cukup strategis, karena berada di tepi jalan raya yang menghubungkan Jombang-Malang-Kediri.
Dalamrangka akhir tahun Program Pesantren Ma'arif NU Metro Lampung mengadakan Haflah Akhirussanah pada Minggu 31 Juli 2022 Pukul 20.00 s.d 23.30 WIB. Rangkaian acara pada kegiatan ini diawali dengan pembukaan oleh pembawa acara, kemudian dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci al-Qur'an dan disusul dengan Sholawat Nabi SAW Urutan acara
Kamis, 16 Oktober 2020 Penyuluhan dan pembagian Masker kepada Santri Madrasatul Qur'an. Acara ini dilaksanakan oleh Pondok Pesantren Angkatan Ketujuh Perguruan Islam Pondok Tremas Pacitan & 10 . 481 267 119 38 46 284 228 14

pondok pesantren madrasatul qur an tebuireng